29.2.12

Mari mengenali apa itu Toyol.

Kebanyakan orang Melayu biasa mendengar perkataan toyol yang difahami sebagai sejenis hantu. Ia juga merujuk kepada makhluk seperti kanak-kanak kecil daripada golongan jin, yang dibela oleh manusia, untuk mencuri benda-benda tertentu terutama duit.
Makhluk ini akan mencuri sebahagian daripada wang milik seseorang. Mengikut Kamus Dewan definisi toyol adalah: “toyol ialah sejenis hantu yang suka mengganggu orang”. (Kamus Dewan, hlm: 1711, Kuala Lumpur, 2005)
Misalnya, kalau seseorang itu mempunyai wang 10 keping, dia mungkin mencuri sebahagian, sekeping atau dua keping.
Sebab itu kita biasa dengar kalau ada yang hilang duit akan berkata: “Toyol manalah curi duit aku”. Maksudnya kehilangan duit akan dikaitkan dengan toyol.
Penggunaan toyol adalah kaedah ghaib bagi memperkayakan diri pemeliharanya yang jauh menyimpang daripada ajaran agama dengan merompak dan mencuri harta benda orang lain secara ghaib.
Di sana terdapat syarat-syarat yang dikenakan yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Malahan syarat-syarat itu adalah segala yang bertentangan dengan hukum Allah SWT dan perkara ini amat disukai oleh iblis dan anak buahnya bangsa jin kafir.
 
Antara syarat yang dikenakan ke atas seseorang yang ingin memelihara toyol adalah:
 
Tidak boleh mengamalkan ajaran agama.
Tidak boleh membuat kebajikan atau kebaikan.
Bersedia menyerahkan isteri untuk disetubuhi toyol atau menghisap susunya.
Bersikap cinta kepada harta benda.
Menyediakan sajian untuk makanan toyol.
Rumah harus jauh daripada orang ramai dan kegiatan agama.
Suasana rumah harus redup.
Sediakan ruang atau bilik khusus yang berbau kemenyan sebagai tempat tinggal toyol.
Harus bersikap lembut dan santun terhadap toyol kerana toyol itu seperti anak kecil.
Harus membawa toyol berjalan-jalan mengikut kehendak toyol.
 
Toyol tidak diperoleh dengan percuma. Malahan orang yang ingin memilikinya perlu membayar sejumlah wang untuk mendapatkannya daripada orang  yang memuja jin kafir.
Toyol merupakan panggilan yang wujud dalam masyarakat Melayu sahaja dan tidak wujud dalam pemahaman bangsa-bangsa lain. Nama ini tidak wujud dalam al-Quran atau hadis-hadis, sama seperti perkataan hantu raya, polong, pelesit dan sebagainya.

Menurut pemahaman umum orang Melayu, perkataan “toyol” itu selalunya dirujuk kepada makhluk seperti kanak-kanak kecil daripada golongan jin, yang dibela oleh manusia, untuk mencuri benda-benda tertentu terutama duit. Makhluk ini akan mencuri sebahagian daripada wang milik seseorang.
 Penglibatan manusia dengan jin-jin boleh berlaku melalui menuntut ataupun dengan kaedah warisan (saka). Memang ada kaedah tuntutan khusus membolehkan seseorang itu berdampingan dengan makhluk-makhluk ini, iaitu melalui guru. Sesetengah orang mempelajari ilmu kebatinan, dengan bertapa dan sebagainya tetapi akhirnya didampingi oleh makhluk-makhluk halus yang terdiri daripada jin-jin. Hal demikian mungkin berlaku di luar pengetahuan orang berkenaan.
 Orang yang mendampingkan diri dengan makhluk-makhluk halus semata-mata melalui warisan ataupun didampingi dengan cara menuntut dan menurunkan ilmu yang dimiliki itu kepada waris berikutnya, maka ilmu itu juga termasuk dalam kategori saka.

28.2.12

Di Saat Aku Mencintaimu

Mengapa kau pergi
Mengapa kau pergi
Di saat aku mulai mencintaimu
Berharap engkau jadi kekasih hatiku
Malah kau pergi jauh dari hidupku
Menyendiri lagi
Menyendiri lagi
Di saat kau tinggalkan diriku pergi
Tak pernah ada yang menghiasi hariku
Di saat aku terbangun dari tidurku

Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencintai dirimu
Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencinta
Menyendiri lagi
Menyendiri lagi
Di saat kau tinggalkan diriku pergi
Tak pernah ada yang menghiasi hariku
Di saat aku terbangun dari tidurku
Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencintai dirimu
Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencinta
Semoga engkau kan mengerti
Tentang perasaan ini
Maaf ku telah terbuai
Akan indahnya cinta
Maaf sungguh ku tak bisa
Untuk kembali padamu
Maaf ku telah terbuai
Akan indahnya cinta
Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencintai dirimu
Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencinta
Aku inginkan diri mu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencinta

14.2.12

Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

12.2.12

Kebenaran, pahit untuk diterima.

Assalamu ‘alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh…
Sahabat, menyampaikan kebenaran itu memang terkadang menuai perasaan yang pahit. Tidak jarang kita kemudian disalah fahami, dan bahkan kemudian menimbulkan kerenggangan dalam hubungan silaturahmi. Walaupun kebenaran itu sudah kita sampaikan dengan lemah lembut dan secara persuasif, akan tetapi tetap efek “MENTAL SHOCK” itu pasti ada. Karena apa yang kita sampaikan berbenturan dengan nilai-nilai yang selama ini dia yakini. Dan itu adalah fenomena yang wajar terjadi. Dan Sebagai Da’i, kita harus siap menghadapinya.
Reaksi dari orang yang mengalami “Mental Shock” atau “psychological shock” itu bisa bermacam-macam, tergantung tingkat ketahanan dan kelenturan mental masing-masing individu. Shock ini menggambarkan kondisi resah atau merasa tidak menduga. Beberapa karakteristik yang ditampilkan dalam bentuk shock biasanya adalah reaksi-reaksi automatik dalam tubuh misalnya tiba-tiba kepala pusing, emosi yang meluap-luap dalam bentuk : menangis, marah, kecewa, sakit hati, dendam, tersinggung, dll. Tinggi rendahnya shock yang mungkin dialami oleh individu bisa berbeza-beza dan tergantung pada penerimaan individu itu sendiri.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...